Puisi Guru – Berikut ini adalah kumpulan puisi untuk guru dan para pengajar di indonesia yang jasanya perlu kita apresiasi dalam usaha mereka membentuk karakter anak yang berguna bagi bangsa dan negara. Silahkan disimak!
Daftar Isi
- Kumpulan Puisi Guru
- Puisi Guru – Penghantar Mimpi
- Puisi Guru Terbaik – Tombak Keberhasilanku
- Puisi Guru Singkat – Bungaku
- Guruku Pelita Hatiku
- Puisi Guru – Suara Anak Bangsa
- Puisi Guru – Untukmu
- Karena Mereka Aku Bisa
- Puisi Guruku
- Pahlawanku yang Terbaik
- Puisi Guru – Situa Dalam Wadah
- Guruku Yang Mulia
- Amarah Guru
- Untuk Guruku Terkasih
- Puisi Guru Nasional – Guruku Patriot Bangsaku
- Puisi Guru – Jasamu Tak Terbalas
- Puisi Guru Terbaik – Dari Muridmu
- Puisi Guru Pendek – Pahlawan Pendidikan
- Puisi Guru Sedih – Air Mata Untuk Guru
- Puisi Guru – Pengabdian
- Puisi Guru – Ode Penebusan
- Puisi Guru Singkat – Pembuka Gerbang Dunia
- Guruku Pelitaku
- Sebatang Kapur
- Lilin Kegelapan
- Puisi Guru Bahasa Inggris Dan Artinya
- Puisi Guru Bahasa Inggris II
- Puisi Hari Guru – Guruku Yang Hebat
- Puisi Perpisahan – Pesan untuk guruku
Kumpulan Puisi Guru
Puisi Guru – Penghantar Mimpi
Aku hanya seorang pemuda
Yang berlari dan berkelana
Yang menelusuri indahnya dunia
Tanpa tau yang mana penuh tipu daya
Aku hanya seorang pemuda
Yang memiliki bongkahan Cita-cita
Yang ingin kugapai dengan berbagai cara..
Meski kemalasan sering merajalela
Aku hanya seorang pemuda
Yang tertempel Cita-Cita dan harapan
Yang terbalut berbagai angan-angan
Demi menggapai masa depan
Aku tak Tau harus cari dimana
Dan Kau pun datang membimbing cerita
Kau arahkan kemana ku harus berkelana..
Menuju masa depan yang gembira
Kau lah si pengarah jiwa,Penghantar mimpi !
Penghantar Mimpi – oleh Sakti Ramadhan
Tangerang
—
Puisi Guru Terbaik – Tombak Keberhasilanku
Pena menari di atas kertasku
Menuliskan setiap kata yang kau ucapkan
Memberikan secercah cahaya dalam kegelapan
Menuntunku menuju jalan kesuksesan
Walau letih terlihat di wajahmu tak menghapus semangatmu
Kau selalu mendampingiku menuju cita-citaku
Mengajariku hal-hal baru
Dengan sabar kau membimbingku
Walau sikap nakalku terkadang mengganggumu
Sungguh besar pengabdianmu
Untuk mencerdaskan generasi mudamu
Terima kasih kuucapkan untukmu
Guruku …………..
Kau adalah orang tua keduaku
Kan kukenang selalu jasamu
Sekali lagi kuucapkan terima kasih untukmu
Semoga selalu bahagia hidupmu
Kebaikan akan selalu menyertaimu.
(Oleh: Amanda Nurdhana D.)
—
Puisi Guru Singkat – Bungaku
Guruku……….
Kala fajar menyising,
Lengan baju turut Engkau singsing
Segala milik yang menyamankan
Rela Engkau sisihkan
Kala mentari beranjak senja
Matapun redup seketika
Semua nama selalu Engkau bawa
Dalam doa dan harapan.
Guruku………..
Berlapis peluh.
Bermodal hati juga pengetahuan
Berbagi kepadaku dan kepadanya
Juga mereka.
Seberkas sinar pagimu
Membuka mata hatiku
Selangkah laju kutuju
Kan kusambut disetiap hariku,
Guruku………..
Tak banyak yang akan ku katakan
Karen tanpa katapun jasamu nyata
Mengalir di seluruh jiwa
Tak ada yang dapat kuberikan
Karena tanpa pemberianpun
Jasamu tetap ada.
Trimakasih guruku…..
Selamanya bagiku…….
Doaku untukmu
Bungaku – oleh Erina Napitupulu
SIBOLGA
—
Guruku Pelita Hatiku
Guru,… Dalam bingkai senyummu tertumpu sebuah hrpan bsar bgi kmi,
dalam candamu terurai mutiara2 indah.
Engkau tburkan pengorbnan tuk menata msa dpan kmi,
guru…..
sungguh tak terjangkau tinggi ksbaranmu,
sungguh tak tergambar indah akhlakmu
dan sungguh tak terbalas semua jasamu
hanya engkaulah pahlawan haqiqi dlam hdup.
Guru….
Tabahkanlah hatimu dalam menjalni cobaan, mengajarkan arti sbuah khdpan, tuk menyulam pekerti hati yg rohani,
kaulah pelita untuk hati kami yang gelap
namamu akan selalu kekal di sanubari kami.
Guruku pelita hatiku – oleh Daka al Banjizy
Kabupaten pemekasan
—
Puisi Guru – Suara Anak Bangsa
Selamat pagi terdengar ramah
Selamat pagi kembali terdengar gundah gulanah
Do’a bersama terdengar menyejukkan hati
Dari orang-orang yang mengharapkan kasih sayang
Kau buka materimu dengan menyuruh membuka halaman
demi halaman memang itulah gayamu
Terdengar teriakan yang menyesakkan dada
Diam ……….!
Seluruh ruangan sunyi pekat
Kadang terdengar tarikan napas ketakutan
Kerjakan ……….!
Itulah perintah yang selalu dituruti
Setelah itu kau menghilang menuju sebuah ruangan
Disana telah berkumpul untuk bersenda gurau
Tak terasa waktu berlalu dengan omonganmu
Belum waktunya pulang kau sudah meninggalkannya
Apakah hal seperti ini sudah menjadi kebiasaanmu ?
Apakah kau lupa tugasmu adalah suatu amanah ?
Kini tinggal kebisingan bagaikan beduk bertalu-talu
Berbagai bunyi yang terdengar
Teriakan ……..
Tertawa ………
Tangisan ……..
Bunyi meja seakan mengiringi sebuah musik
Nyanyian panjang mengganggu ketetentraman sekitar.
Kapankah ini mesti berakhir ?
Hanya orang-orang yang malu dan mau berpikir
Terdengar suara dari kejauhan
Kami adalah anak bangsa yang haus akan kasih sayang
Isilah jiwa kami yang kosong untuk mengisi Kemerdekaan
Suara Anak Bangsa – oleh Nikmatullah Kamsi
Amuntai/Tambalangan
—
Puisi Guru – Untukmu
Kau sambut mentari dalam senandung..
Berjalan menyusup lorong..
Membelah kesunyian sekat kelas..
Mewarnai kosongnya ruang murid..
Tetes keringat kau cucurkan..
Memberi arti ketulusan..
ketulusan serta kasih sayang,
yang indah dalam sebuah pelukan..
untukmu,guruku..
kutuliskan kata-kata indah..
kususun bait-bait makna..
Untuk kasih mu yang tiada tara..
Tanpamu,ku tak mengerti tulisan ini..
Tanpamu ku tak paham arti kata..
Tanpamu ku tak bisa membaca..
Atau mungkin,ku tak bisa berkarya menyusun kata..
Namun,diantara kebutaan-kebutaan senja..
kau hadir membimbing cerita..
kau ajarkan ku meraih masa depan..
yang gemilang,indah,dan Gembira..
Terima kasih pak,bu !
Kuhadiahkan untuk mu..
Untukmu, Guruku – oleh Sakti Ramadhan
Tangerang
—
Karena Mereka Aku Bisa
Sejauh kaki melangkah
Takkan dapat pernah sampai
Ke mana kita akan menuju
Tanpa ada sebuah..
Tuntunan kasih lembut darimu..
Tanpa ada sebuah..
Ketulusan hati dan jiwamu..
Untuk menuju jalan yang terang..
Di saat kami berada dalam gelapnya dunia..
Setulus hatimu menyayangi..
Selembut jiwamu bersabar..
Takkan dapat kami..
Menyaingi rasa sayang dan sabarmu…
Wahai guruku..
Kasihmu murni..
Sayangmu tulus..
Kau tak pernah meminta
Balasan dari kami..
Dengan sabar dan ikhlas..
Kau membukakan pintu dunia untuk kami..
Tiada pernah ku dengar..
Sebuah perkataan lelah.
Yang pernah terucap dari bibirmu..
Kau kobarkan api semangatmu…
Itulah pengabdianmu..
Ohh guruku…
Dengarlanlah sebuah puisi sederhana..
Yang kulantunkan hanya untukmu..
Yang selalu menghiasi hidupku..
Dengan hiasan segudang ilmu..
Wahai guruku..
Begitu besarnya jasa-jasamu..
Kau bagaian matahari yang menyinari bumi..
Kau adalah pahlawan tanpa tanda jasa..
Terimakasih guruku..
Karena mereka aku bisa – oleh Wuriyan Radia Kusuma Wardani
Yogyakarta
FB: wuriyan radhia yk
—
Puisi Guruku
Di dalam kegelapan, engkaulah lenteraku
Dalam kehausan, engkaulah embun penyejuk
Dalam kebutaan hati, engkau menuntunku
Dalam suramnya hidup, kau berikan kasih sayangmu
Jika ada persoalan hidup, kau berikan jawaban
Dalam keputusasaan, engkau beri kami harapan
Dalam kesesatan, engkau baikan kompas
Dalam heningnya hidup, kau hiaskan harmoni
Kau perangi kebodohan demi kami
Engkau menghiburku saat aku sedih
Engkau memotivasiku
Engkaulah yang membangun hasratku
Engkaulah pelangi di tengah badai
Penghasil tunas bangsa
Engkaulah hujan di padang Sahara
Engkaulah penyejuk hati
Oh guruku…
Engkaulah pahlawan sejati
Pemberantas kebodohan
Jasamu tak akan dapat kubalas
Guruku – olehAisyah Noor Fatihah
Samarinda
—
Pahlawanku yang Terbaik
Sinaran sang mentari …
Tanda tuk memulai hari -harimu…
Tak ada kata lelah dari dirimu…
Kata semangat yang kau ingatkan kepadaku…
Guruku…
Jasa -jasamu yang aku ingat,
saat aku berputus asa..
Perjuangan besarmu yang aku kagumi…
Kesabaranmu yang menjadi cirikhas mu…
Ohh…guruku…
Senyum semangat mu…
Amarah mu…
Kesabaranmu…
Yang menjadi tanda kedatanganmu…
Ilmu mu…
Yang tlah kau berikan kpd semua anak didikmu…
Semoga akan bermanfaat untuk semua orang…
TERIMA KASIH GURUKU …
JASAMU AKAN AKU KENANG SLALU…
Pahlawanku yang terbaik – oleh Nadia Ayu Purwita Sari
FB: nadia ayu
Sukoharjo
—
Puisi Guru – Situa Dalam Wadah
Ketika mendung
Awan silam, angin kungkung
Si tua itu masih saja
Mengerang merangrang
Memang manusia
Manusia lelah pada kalah
Manusia gelisah pada kisah
Manusia malu pada waktu
Dan mati pada hati
Sepucuk angin nyiur menyentuh
Ujung cemara yang mengering
Anak-anak ilalang menusuk
Telapak kaki, mengoyak butir-butir kerinduan
Rindu pada merdu angin sore
Ketika mata mulai menyapa
Kau meredup
Dan aku membuka pijakan baru
Si Tua dalam Wadah – oleh I Gusti Putu Satia Guna
Denpasar
fb: Satia Guna
—
Guruku Yang Mulia
Guruku….
Engkau laksana rembulan yang memiliki cahaya yang sangat terang.
Engkau bak matahari yang menyinari bumi sepanjang zaman.
Engkau ibarat malaikat yang membimbing manusia ke jalan yang benar.
Guruku….
Engkau korbankan waktumu untuk mendidik dan mengajar kami.
Tutur kata dan bahasamu yang lembut,membuat kami merasa nyaman dikala engkau sedang mengajar.
Guruku….
Maafkan lah semua perkataan dan perbuatan kami yang mungkin telah mengiris dan mencabik-cabik hatimu.
Guruku….
Kami murid mu selalu mendoakan agar engkau sehat dan disetiap langka mu di sertai Allah swt
amin.
Guruku yang mulia – oleh Yuli Meynar Pratiwi
Kendari
fb: Yulimeynarpratiwy
—
Amarah Guru
Ketika…
Keramaian datang…
Kesalahan terjadi, membuat ia melayangkan benda!
Memaki setiap orang yang ada!
Semua orang mendapat hadiah!
Semua orang mendapat makian!
Mendadak kesunyian datang akan kemarahannya, ia berdiri!
Tunjuknya seorang yang membuatnya marah!
Berdiri ia disebrang di depan tembok berwarna kuning
Bertanya-tanya tentang kesalahan
Semua mata menatap
Papan besar ikut menjadi saksi bisu
Coretan tinta ikut menjadi pendengar sejati
Cicak” menyaksikan semuanya
Terjadinya amarah seorang guru kepada muridnya
Sunyi … kesunyian … mulai menyerang
Membuat orang diam terpaku tak bergerak
Bagaikan patung yang tidak bernyawa
Bagaikan lalat yang hanya dapat menyaksikan
Waktu berputar!
Menit demi detik waktu berjalan
Amarah meredam
Hati terbuka
Keajaiban menghampiri
Kembali ia diseberang sana
Berkata lembut dengan saksama
Duduk pun ia kembali
Terbesit kekesalan di dada, akan tetapi semua terlewatkan
Menganggap ini semua adalah pembelajaran
Amarah Guru – oleh Dwi Kurniati
Palembang
fb: Dwii Kurniati
—
Untuk Guruku Terkasih
Engkaulah adalah lenteraku, di dalam kegelapan
Engkaulah adalah embun penyejukku, di dalam kekeringan
Engkau adalah penuntunku, di dalam kebutaan
Engkau adalah temanku di dalam kesendirian
Engkau beri kami jawaban dari masalah kami
Engkau beri kami harapan dari keputusasaan kami
Engkau berikan kami arah dari kesesataan
Engkau beri kami keindahan dalam kesunyiaan
Engkau berjuang memerangi demi kebaikan kami
Engkau menciptakan insan yang berpendidikan
Engkau berjuang memerangi kemiskinan
Engkau menggantungkan harapan bangsa di pundak kami
Engkaulah pelangi di tengah badai
bagaikan pejuang di tengah pertarungan
Engkaulah hujan di gurun gobi
bagaikan secercah harapan di tengah ketidak pastian
Oh guruku…
Engkau adalah pahlawan sejati
Engkau adalah seseorang yang selalu kami nanti
Jasamu tak akan dapat kubalas sampai mati
Untuk Guruku Terkasih – oleh Victoria Anggia Alexandra
Surabaya
—
Puisi Guru Nasional – Guruku Patriot Bangsaku
Guruku……..
Tak pernah kau minta imbalan.
Atas waktumu yang tersita.
Tak pernah kau menyesal.
Karna membagi ilmumu.
Tetapi rasa bahagia yang hadir
Setelah melihat kami bisa.
Bisa melakukan apa yang kau
Ajarkan.
Guruku……
Kau patriot pahlawan bangsa.
Lentera kegelapan.
Embun penyejuk kehausan.
Guru…..
Walau tanpa tanda pangkat dibahumu.
Walau tanpa tanda bintang didadamu.
Kau tetap pahlawanku.
Patriot bangsaku.
Tanpamu aku bagai kayu yang terombang ambing dilautan.
Tanpamu aku bagai sampah yang tak berarti.
Tanpamu aku hanya bisa diam terduduk menungguk maut menjemput
Guruku patriot bangsaku – oleh Mugi Larasati
Jambi
—
Puisi Guru – Jasamu Tak Terbalas
Ketika ilmuku gelap gulita
Engkaulah pelitanya
Ketika ilmuku butuh cahaya
Englaulah penerangnya
Kau bagi ilmu
Menerangi otakku
Seolah engkau berkata
“Rajinlah belajar muridku.. Agar kau sukses nantinya..”
Batinmu…
Padamu guru-guruku
Aku haturkan rasa hormatku
Untukmu guru-guruku
Aku ucapkan terima kasih
Atas ilmu yg telah kau bagi pada murid-muridmu
Jasamu tak kan pernah terbalas
Selamat hari pahlawan..
Untukmu pahlawan tanpa tanda jasa
Terima kasihku…
Karna tanpamu
Aku terjatuh di alam kebodohan
jasamu tak terbalas – oleh Saraswitha Shinta Hapsari
Padang
fb: Saraswitha Shinta Hapsari
—
Puisi Guru Terbaik – Dari Muridmu
Tergurat di hatiku celoteh
yang membosankan
Perihal disiplin, tertib, kesopanan
Demi kami dan untuk kami
Dengan harapan kelak kami mengerti
Risau melanda bila kau ada
Bahagia seisi hati bila kau tak di sisi
Pikiran kami terbalik sejak mengenalmu
S’bab kami telah meremehkan sekepal ilmu
Mari, lumat habis kebodohan kami!
Genggam erat sekarung ilmu yang ingin kau beri
Lalu taburkan di lahan jiwa kami!
Tak lupa, siramilah kami dengan pancuran kasih dari hati
Barangkali dokter, menteri, dan polisi
Itulah buah ajarmu yang kau nanti
Jangan sungkan bila engkau mau mengajarkan
Sungguh, cukup ilmu sejati dan akhlak terpuji
; untuk kami.
Dari Muridmu – oleh Nanda Insadani
Baganbatu, Riau
FB : Nanda Insadani / Twitter : @NandaInsadani
—
Puisi Guru Pendek – Pahlawan Pendidikan
Pahlawan pendidikan
Ialah guru
Setiap hari
Kau curahkan ilmu
Tuk bekalku esok hari
Kaulah setetes embun
Yang menyejukkan hati
Guru …
Kaulah pejuang
Yang siap membentengi kami
Demi kecerdasan bangsa ini
Terima kasih guruku
Jasamu adalah jalan surgamu
Pahlawan Pendidikan – oleh Agriva Riri Nirvana
Jombang
fb: Agriva Riri
—
Puisi Guru Sedih – Air Mata Untuk Guru
Kembali hilang bagian penting hidupku…
Terlalu cepat waktu mengambil dirimu…
Waktu tak mengerti apa perasaanku…
Air mata kembali bersamaku…
Melepasmu bagai dagingku telah hancur…
Hatiku layu tidak kembali mekar…
Ku tak bisa menjadi seorang anak pintar…
Tanpa dirimu itu akan sukar…
Air mata ini untukmu…
Kau dapat dengar tangisannya selalu…
Suaranya kan bergema di tiap celah hatimu…
Kan mengisi kekosongan rumahmu..
Andai kita tak berpisah…
Detikku takkan resah…
Melihatmu telah jauh…
Hatiku semakin rapuh…
Air Mata Untuk Guru – oleh Dhiya Gustita Aqila
Sungai Penuh, Kerinci, Jambi
fb : Dhiya Gustita Aqila
—
Puisi Guru – Pengabdian
Sribu rintangan adalah cambuk perjuangan
Sejuta pengabdian bagai emas yang kita tanam
Sedih, suka adalah tangga, untuk kita sampai ke puncak kesuksesan
Menjadi sosok dengan satu kepribadian yang tak goyah oleh selembar surat keputusan
Pengabdian, waktu terus berjalan tak ada beda
Tanggal yang berlalu dan menjelang tak beri kepastian
Hanya tugas dan segudang kewajiban
Yang tak pernah beri hak atas segala pengorbanan
Gemuruh semangat kalian adalah cita
Yang kan mampu runtuhkan tingginya jurang pemisah dalam pendidikan
Karena smangat juang kalian tak kalah oleh selembar surat sakti dari yang berwenang
Tak da keraguan dan kebimbangan
Spanjang waktu, langkah kalian semerbak
Tak da pamrih, meski tahu tanggal satu yang tak pernah berpihak
Kalian bahkan tak pernah peduli, karena disetiap waktu ada harapan yang takan bisa terbalas oleh manusia
Namun yakin semua balas kan datang pada waktunya
Mari dengan bangga kita teriakan
Hidup pengabdian, hidup perjuangan
Agar rasa putus asa tak datang mendekat
Agar kejenuhan tak brani hinggap
Tak ada yang sia-sia
Pengorbanan kalian bagai para suhada
Doa kalian adalah wangi surga yang memanggil dan meminta
Mari syukuri karna kita adalah insan pilihan dan teladan, tuk mendidik generasi menjadi pejuang kehidupan
Pengabdian – oleh Roosmilarsih
Pekalongan
—
Puisi Guru – Ode Penebusan
Tatkala dunia terlena dalam buaian,
memejamkan kedua mata,
tergeligir keacuhan,
dan tergerogoti amnesia,
tentang makna mengajarkan
cara menata kehidupan,
tanpa mengharapkan seperak pun imbalan.
Dirimu hadir laksana kerlipan cahaya bintang yang menghiasi kegelapan malam,
selepas senja terpejam,
menanggalkan belenggu keletihan.
Setangkai petuah, serta amanat yang kau tanamkan,
terdengar syahdu bagai dendangan selantun lagu,
mengiringi tarian anggun sebatang kapur
yang berdansa bersama lentik jemarimu.
Hitam-putih ruang kelas tidak mampu memadamkan nyala api ketekunan
berbalut sepercik kegigihan,
yang kau jalarkan
setiap waktu,
pada diri seluruh anak didikmu
Terima kasih bapak-ibu guru untuk segenap ketulusanmu.
Berkat tangan-tangan emas itu,
buih-buih kesabaran, juga keikhlasan,
luruh tertaburkan,
merekahkan kembang-kembang kecerdasan,
yang sanggup mengelokkan jalan kami menyusuri masa depan.
Ode Penebusan – oleh Olga Koswanurfan Dianka
Kelapa Gading – Jakarta Utara
Instagram: @olgakdID
Path: olgakdID
—
Puisi Guru Singkat – Pembuka Gerbang Dunia
Apakah kau masih mengingat tentang kepolosanku dulu
Yang tak mengerti sedikitpun akan sesuatu
Akan tetapi,
Engkau selalu memberikan kata semangat dalam belajar
Kau tak pernah lelah dalam merubah hal yang menurutmu sebagai kewajiban
Kau jadikan generasi anakmu sebagai generasi yang berbakat
Dari sana ku menyadari
Betapa pentingnya adanya dirimu dalam kehidupanku
Kini ku merasakan akan manfaat semua itu
Ku terus mengingat akan pesan moralmu
Ku bawa selalu hingga kesuksesanku
Dan kan ku bawa selalu namamu dalam setiap langkah dan kesuksesan yang ku raih
—
Guruku Pelitaku
Guruku pelitaku
dihidup ku yang gelap gulita
kau pancarkan seribu cahaya
kau bagi2kan ilmu pda kami
kami yang tak tahu di arti
karnamu kami bisa menulis dan membaca
karnamu kami jadi tau beraneka macam ilmu
guru..
Kau adalah bah pelita
penerang dalam gulita
jasamu tiada tara..
Jika ku bisa kan ku petik bintang
sbagai tanda trimakasih ku
untukmu wahai guruku
kau lah pelita dalam hidup ku
Guruku pelitaku – oleh Rizki Alysa
Sampit
fb: Alysa ar
—
Sebatang Kapur
Deretan deretan bangku tanpa kedua kaki tetap berdiri meski tidak mampu berdiri tegak
Suara lantang terus kau keluarkan sampai mengusir tikus tikus kemalasan diotak kami
Tanpa mengenal lelah kau terus mendidik kami
Meski keringat bercucuran dan gaji tak seberapa dibandingkan gaji para aparatur aparatur negara yang tidak adil
Guru
Nama yang akan selalu dikenang sepanjang masa
Dengan kelincahan menarikan sebatang kapur diatas papan tulis yang mulai mengantuk
Dan terus mendidik hingga kami mendapatkan arti pentingnya kehidupan
Sebatang kapur – oleh Iroh Rohmawati
Kadujajar Malingping Banten
@mata pena
—
Lilin Kegelapan
Titik air menitik
Berbaris jarum jam berdetik
Tak henti dalam putaran waktu
Menembus masuk roda itu
Menjadi pilar
generasi penerus
Bermuara menjelma sebagai arus
Berbaris di tengah tangisan pertiwi
Tak buat henti langkahkan kaki
Ku akan jadi lilin di tengah kegelapan
Wahai sang guruku
Tuntunlah aku menjadi aku
Jasamu tak tampak mata
Berwujud dalam hati
Titik air menitik
Ilmu mu kan ku petik
Bukan buat negara munafik
Lilin Kegelapan – oleh Dila Basyarahil
Kota Depok
fb: Fadila
—
Puisi Guru Bahasa Inggris Dan Artinya
Teachers, you open up young minds
Show them the wonders of the intellect
And the miracle of being able
To think for themselves
Teachers, you are exercises the mental muscles of students
Stretching and strengthening
So they can make challenging decosions
Finding their way in this world
The best teachers care enough
To gently push and prod students
To do their best and fulfill their potential
Thank you, teachers
Artinya:
Guru, kaulah orang yang telah membuka pemikiran
Menunjukkan kepada mereka tentang keajaiban intelektual
Keajaiban tentang berpikir terbuka
Juga mandiri
Guru, kaulah orang yang telah melatih mental murid-murid
Orang yang selalu menguatkan
Agar sang murid berani mengambil keputusan tepat
Kaupun yang menemukan jalan mereka di dunia ini
Kaulah guru terbaik
Yang selalu lemah mengajar dengan penuh lemah lembut
Tuk melakukan yang terbaik sesuai dengan potensi mereka
Terimakasih, Guru.
—
Puisi Guru Bahasa Inggris II
Thanks to You
Thank you, my teachers
For your time used to educate me
You are the second parents to me
Which always I meet every day except Sundays
Thank you, my teachers
You have become my motivator
Thank you, my teachers
You have become my motivation to wake up in the morning
Thank you, my teachers
Homework that you gave to me
Taught me to appreciate the time
In order to not forget my responsibilities
Thank you, my teachers
I will never forget your services
I will never ignore your advices
So that I could reach my big dreams
Artinya:
Terimakasih Untukmu
Terima kasih guru-guruku
Atas waktumu mendidik diriku.
Engkau adalah orang tua kedua bagiku
yang selalu akau temui kecuali hari minggu
Terima kasih guru-guruku
kau telah menjadi motivator hidupku
terima kasih guruku
kau telah menjadi motivasi bangun pagiku.
Terima kasih guru-guruku
Pekerjaan rumah yang kau berikan kepadaku
mengajarkanku menghargai waktu
agar tak lupa tanggung jawabku
Terima kasih guru-guruku
tak akan pernah kulupa jasa-jasamu
tak akan pernah ku abaikan nasehat-nasehatmu
Agar aku bisa mencapai cita-cita besarku
—
Puisi Hari Guru – Guruku Yang Hebat
Guruku yang hebat
“Bagaimana tidak hebat
rutinitas pagi harus serba hemat
bangun tepat
mandi cepat
sarapan kalo sempat
guruku hebat
jam 05.00 sudah wangi
menjemput sang pelangi
mengantarkannya meraih mimpi
demi ibu pertiwi
guruku hebat
bertahun tahun menahan diri
dari keinginan hati
dari nafsu yang menghampiri
walau kadang makan hati
guruku hebat
bagimana tidak hebat
tiap hari menopang martabat
walau kadang tak bersahabat
namun tetap kuat
guruku tetap hebat…
dalam kekurangan tetap bertahan
dalam kesederhanaan tetap diam
dalam kesuksesan tetap sopan
dalam kemakmuran tetap tenang
guruku memang hebat
meski bukan konglomerat
namun tak melarat
meski bukan bangsawan
namun tetap menawan
guruku hebat
mendidik anak negeri sepenuh hati
mengajarkan budi pekerti
agar menjadi insan yang bernurani
tanpa harus menyakiti
guruku tetap yang hebat
gaji kecil tak sakit hati
gaji cukup tak sombong diri
meski banyak yang sakit hati
karna guru dapat sertifikasi
guruku memang hebat
karena sertifikasi dituntut kompetensi
kalau tak mau diamputasi
oleh penguasa negeri
yang “katanya” baik hati
guruku memang hebat
meski mutasi dan gandanya kompetensi mengancam diri
tak menjadikannya patah hati
mengabdikan diri untuk negeri
sambil menunggu panggilan Surgawi.”
(Oleh: Moh Adhuri Ali Syaban via terasjabar.id)
—
Puisi Perpisahan – Pesan untuk guruku
Dalam lirih keluh di bibirku
Aku benar tak maksud membencimu, wahai guruku
Ego kami masih bangkitkan ragu
Kesal dan bosan terus menipu, hati ini larut membisu
Di relung terdalam, aku juga pernah sadar
Kelabunya di mataku, kau tetaplah pengajar
Mengalirkan bakti tanpa ingkar
Demi negeri agar tidak buyar
Guruku
Maksudku sampaikan rasa bukanlah untuk ungkap luka
Engkau adalah pelita terang, saat kau mampu berkelana
Merangkul seluruh siswa tanpa pilah cinta
Bercengkerama bak sohib dan tetap beretika.
Terima kasih kuucapkan
Untuk seluruh pembangun insan cendekiawan
Si petutur ilmu dari guratan awan
Penuh kasih nan tulus selalu kau berikan
Guruku
Kau adalah jingga, sosok inspiratif dalam senja
Kau selayaknya surya, penerang untuk generasi bangsa
Dan kau ibarat gerimis kiranya
Yang nanti menangis melihat kami sukses dengan bangga.
(Oleh: Lisa Ardhian Widhia Sari)
***
Demikianlah kumpulan puisi guru yang bisa dibagikan untuk kita semua. Semoga kumpulan puisi guru yang ada disini boleh menjadi sumber bacaan yang menarik dan memberikan inspirasi untuk kita semua.